Sriwati Kembali Ke Bangka Mengabdi Melalui Pendidikan

Bangka-WartaIndo Adalah sosok Sriwati dari Putri daerah Pulau Bangka, yang besar di kota sempat merantau di kota Bandung, bekerja di salah industri garmen di kota kembang.

Namun kecintaan akan tanah kelahiran membawanya kembali untuk mewujudkan impian agar tidak tertinggal dengan peradaban luar maka ia pun kembali ke kota kelahirannya. Mengerti apa yang Tuhan suruh dan apa yang Tuhan mau

Pulau Bangka ini dikenal dengan timahnya maka tidak heran jika penduduk pun sudah banyak pendatang dengan mereka yang di bawa oleh perusahaan timah untuk bekerja disana.

Kala itu kebanyakan mereka tidak bergaul dengan orang-orang di luar dan hanya dengan sesamanya, Akhirnya pernikahan campur antar keluarga itu terjadi. Pun halnya denga pendidikan tingkatan yang paling tinggi adalah kelas 6 SD, itu pun harus dilampaui dengan jarak tempuh yang sangat jauh, sulit kendaraan jadi banyak dari mereka akhirnya memilih untuk tidak sekolah.

Bisa dibayangkan pengetahuan jika dibandingkan dengan lainnya. Orang diluar sudah merangkak Naik Ke Bulan di sini masih merangkak ditempat.

Untuk urusan surat-menyurat administrasi kependudukan pun sangat minim, akte kelahiran pun kebanyakan tidak ada .

Waktu saya pulang itu sebetulnya tidak banyak mengenal orang walaupun saya saya asli sini karena tinggal dengan tante yang semasa gadis dan besar di kota.

Suatu ketika saya diperkenalkan dengan hamba hamba Tuhan,dan dengan pimpinan perusahaan PT Timah yang kala itu sempat mengadakan seminara di Pulau Bangka.Dan mengundang rektor ITB Bandung. Dalam satu perbincangan terutraka bagaimana cara untuk Pulau ini bisa maju.

Terpikir untuk mengadopsi beberapa anak yang mau sekolah, yang putus sekolah untuk disekolahkan. Karena tingkat kesadaran itu sangat rendah kemudian kami ambil keputusan bersama dan akhirnya saya bersama dengan guru SD yang ada di tempat ini mengadopsi beberapa anak yang dari SD, kita sekolah kan, kita biayai mereka sekolah. Waktu itu ada yang kiat adopsi lanjut ke SMP hingga ke SMA, juga untuk pembuatan akte kelahiran masyarakat setempat.

Melihat kondisi penduduk yang tidak berpindidikan maunya menang sendiri, dari situ tu tidak kami menanamkan karakter, Kalo bukan karena dorongan untuk mengasihi sesama serta Tuhan, mungkin saya berplikir banyak tidak akan kembali dimana listrik tida ada, kendaraan sangat minim ditambah lagi tidak ada AC cuacanya sangat panas dan juga tidak ada mall ujarnya mengenang masa masa perjuanganya. Bagaimana kita mau merubah satu Bangsa jika tidak merubah pola pikirnya.

Ada sekitar 15 orang kala itu kami menggunakan Balai dusun tempat yang ukurannya 3 X 4 meter tanpa atap atasnya kalo hujan kehujanan kalau panas yang kepanasan,serta tidak ada pagar sekelilingnya jadi semua binatang pun ikut masuk.

Harapan saya buat semua guru-guru ataupun buat teman-teman, saya tidak menggurui cuma berbagi kiranya pengharapan kita akan dunia pendidikan, jangan memaksakan ilmu kita masuk di setiap anak, tetapi galilah apa yang mereka punya, kemudian kembangkan dan bangkitkan apa yang mereka punya.

Luruskan apa yang salah supaya mereka menjadi mutiara-mutiara bangsa yang luar biasa supaya mereka menjadi orang-orang yang punya ilmu yang luar biasa.

Anak-anak sekarang beda dengan anak-anak zaman di tahun 2009 ataupun 2008 anak-anak sekarang mereka punya metodenya sendiri mereka punya polanya sendiri,Jika tidak berhati hati, juga bisa sangat kewalahan.

Dalam kepemimpinan dalam pendidikan kami yang telah berdiri menjadati KB – PAUD TUIN ( Tunas Unggul Indonesia).

Kepemimpinan bukanlah “Ligna” yang kalau sudah duduk lupa berdiri kalau ada orang yang bisa lebih memajukan Kenapa kita tidak memperjuangkan menjadi haknya biarkan itu menjadi sebuah kemajuan.

Suatu hari nanti apa yang kita bangun itu bertumbuh. Itu Tujuan saya, yang ada di hati saya. Tidak ada yang harus kita paksakan, saling melengkapi, yang belum tergali kita jalin, karena saya percaya Tuhan itu melahirkan seseorang, tempatkan seseorang di bumi itu bukan dia nggak punya ilmu bukan nggak ada bekal yang sudah Tuhan kasih.

Tuhan Punya benih masing-masing setiap pribadi anak-anak dan benih itu yang tinggal di munculkan dan akan berkembang menjadi anak-anak yang luar biasa , Setiap orang berbeda kemampuan berbeda karakternya berbeda cara mendidiknya.

12 tahun dari 2008 sampai sekarang mengajar , sudah melihat setiap karakter anak-anak yang ada mereka adalah anak-anak milenial yang luar biasa,

Suatu 1 hari akan ada Tunas Tunas Unggul yang muncul dari dusun Tuin untuk membangun negaranya,Salah satu prinsip dari mentor saya Pak Danielsampaikan ke saya: jangan lihat rintangannya, jangan lihat kanan kirinya lihat tujuan rintangan itu cuma prose.

Bersyukur sampai hari ini jika pendidikan PAUD KB TUIN tetap berdiri sampai hari itu semua karena anugerah Tuhan,meski pernah terhambat karena penolakan dengan adanya isu sara kristenisasi, padahal kami murni untuk memberikan pendidikan.

Kalau Tuhan yang mulai maka Tuhan yang akan mengembangkannya saya tidak pernah pusing dengan jumlah murid dan sebagainya. Jangan putus asa ketika kita ada di lembah, karunia itu Tuhan akan Munculkan ketika dibutuhkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *