Wartaindo.id Jakarta Aliasi Perdamaian dan keadilan (PEREKAD) Senin 28 April 2025 menyelenggarakan bedah buku bertempat di sekretariat Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI). Buku hasil tulisan dari dr. Merphin Panjaitan yang diterbitkan MUKI ini dengan judul ledakan penduduk mengakibatkan kerusakan bumi. Melalui buku ini Merphin mantan dosen universitas Kristen Indonesia menyampaikan pesan akan bahayanya bumi jika pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan dengan baik.
Menurut Merphin ledakan itu terjadi mengingat setiap tahun saja penduduk bertambah tiga juta Untuk itu salah satu cara menghentikan ledakan penduduk ini harus melibatkan perempuan. Perlu penguatan kader ibu-ibu. Kalau ledakan ini tidak berhenti maka satu abad ke depan penduduk bumi bisa 16 milyar.
“Solusinya penguatan perempuan, bisa menekan laju penduduk. Melibatkan banyak perempuan signifikan mengontrol fertalitas.”
Yusuf Mujiono ketua umum Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA) Indonesia salah satu penanggap dalam bedah buku tersebut mengapresiasi dengan bedah buku ini sebagai bentuk menghidupkan literasi di ranah kekristenan. Di mana dengan literasi yang terus menerus disuarakan melalui penulisan buku kemudian di bedah akan menambah pengetahuan dan kesadaran dalam membaca umat sendiri.
Kembali tentang buku ancaman ledakan penduduk yang ditengarai akan merusak bumi, sebetulnya ini hanya bentuk sebuah warning atau peringatan saja imbuh Yusuf. Kenapa bicara kerusakan bumi dengan kepadatan penduduk saat ini tidak selamanya benar. Sebagai contah nyata Papua di mana penduduknya atau warga yang tinggal di daerah tersebut tidak banyak namun apa yang terjadi kerusakan alam akibat exploitasi alam oleh para penambang serta bandar yang punya modal alam Papua menjadi rusak.
Pun dengan Kalimantan alamnya begitu parah pembabatan hutan terjadi di mana-mana, karena keserakahan para pemodal yang mengeruk hasil alam, belum lagi kebijakan penguasa negara ini yang tidak tegas bahkan mungkin jadi ada kong kalikong dengan para pengusaha nakal ini yang lebih menyebabkan kerusakan alam kita.
Untuk itu sebagai sebuah buku patut diapresiasi karena karya anak bangsa yang peduli dengan negeri ini, namun demikian kerusakan alam bisa dicegah ketika negara dan masyarakat mengelola dengan baik dan bertanggung jawab terhadap alam ini sehingga alam tertap terjaga.
Dalam acara bedah buku ini sebagai penangap selain Pewarna juga menghadirkan beberapa penanggap anggota aliansi Perekad antaranya Ketua umum Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Pendeta Drs Harsanto Adi, Ketua umum Perhimpunan Proofesi hukum Kristiani Indonesia (PPHKI) Michael Hutagalung, Ketua Harian MUKI Jannus O Hutapea dan Sekretaris jendral Vox Point Indonesia Ervan Tou dan dibuka Ketua Umum MUKI Djasarmen Purba serta di hadiri 70-an peserta dari anggota Aliansi serta para jurnalis Nasrani. YM