Yogyakarta, WartaIndo- Kegiatan RAKERNAS VI PEWARNA Indonesia tahun 2022 yang dihelat selama 3 hari dari tanggal 29 November hingga 1 Desember 2022 mengemukakan sejumlah capaian rencana strategis organisasi baik yang telah terlaksana mau pun yang akan direalisasikan selama setahun ke depan. Salah satu yang turut menjadi bahasan adalah soal realisasi keberlanjutan salah satu kegiatan organisasi yang lahir pada tahun 2013 ini, yakni Napak Tilas Rasul Jawa (NTRJ) yang telah dihelat oleh PEWARNA bekerja sama dengan sejumlah lembaga, beberapa waktu lalu.
Ketua Umum PEWARNA Indonesia Yusuf Mujiono yang ikut menjadi pimpinan rapat di RAKERNAS PEWARNA mengutarakan kepada seluruh peserta RAKERNAS yang datang dari 10 Provinsi bahwa NTRJ tidak hanya menjadi sebuah kegiatan napak tilas biasa. Sebab, melalui rangkaian perjalanan tersebut turut mengungkap peran penginjil asli tanah Jawa yang selama ini kisahnya hanya tersiar di lingkup masyarakat lokal.
“Kita harap dengan kegiatan NTRJ yang sudah kita lakukan kemarin itu dapat mengungkap peran penting para penginjil di tanah Jawa. Sekaligus meliterasi masyarakat luas bahwa Kristen hadir di nusantara juga melalui peran pribumi yang kemudian terpanggil untuk mewartakan Injil,” ungkap Yusuf pada sesi pleno yang berlangsung di Kaliurang, Kabupaten Sleman, Yogyakarta (30/11).
Yusuf lalu mengungkap, pengumpulan informasi dan sumber sejarah yang dilakukan melalui NTRJ turut menegaskan bahwa Kristen merupakan agama yang tidak disebarkan oleh pemerintah kolonial di masa lalu.
“Ini menjadi penegasan, bahwa Kristen bukanlah agama warisan Londo (Belanda),” tuturnya.
Yusuf turut berharap agar NTRJ tidak hanya menjadi penguatan sejarah Kekristenan di Indonesia, namun dapat mendukung ekonomi umat melalui wisata sejarah religi di perkampungan Kristen yang menjadi saksi penginjilan para rasul tanah Jawa.
“Kita harap kegiatan NTRJ yang saat ini sudah masuk dalam tahapan penulisan buku dan pembuatan dokumenter, dapat juga memberi sumbangsih berupa nilai ekonomi bagi kampung-kampung Kristen baik itu melalui wisata religi mau pun bersifat mempromosikan budaya lokal,” tutupnya.
RP